Tuesday, 7 June 2016

Bonus Demografi, Berkah atau Musibah?

Bonus Demografi, Berkah atau Musibah?

Menurut kabar yang saya baca dari Internet, Indonesia akan mendapat suatu bonus dalam aspek kependudukan, bonus itu adalah bonus demografi. Bonus tersebut akan didapatkan Indonesia sekitar tahun 2020-2030. Untuk sebelumnya, apa itu bonus demografi?

Tabel Bonus Demografi Indonesia
Dijelaskan oleh Bapak Dr. Abidinsyah Siregar Deputi Adpin BKKBN Pusat, bonus demografi adalah suatu kondisi dimana jumlah penduduk usia produktif (15 tahun - 64 tahun) di suatu wilayah atau negara lebih besar dari jumlah penduduk usia tidak produktif (kurang dari 14 tahun dan diatas 65 tahun). Artinya, proporsi penduduk yang produktif (yang bekerja/angkatan kerja) lebih besar dari yang tidak produktif (tidak bekerja), sehingga tingkat kebergantungan penduduk tidak produktif (anak-anak dan lansia) kepada penduduk yang produktif menjadi sangat rendah, karena minimal setiap keluarga bisa mengayomi/membantu keluarganya sendiri.

Jadi dengan kata lain bonus demografi adalah ledakan penduduk usia kerja atau produktif dalam struktur umur masyarakat di suatu wilayah atau negara. Dan sekarang, Indonesia sedang dan akan mendapat bonus tersebut (Lihat grafik diatas). Bonus tersebut tidak datang secara cuma-cuma, karena nyatanya bonus ini didapatkan Indonesia berkat keberhasilan program KB menurunkan tingkat fertilitas atau kelahiran dan meningkatnya kualitas kesehatan serta suksesnya program-program pembangunan lainnya.

Meski begitu, bonus demografi itu ibarat pedang bermata dua. Bonus demografi ini dapat menjadi berkah dan juga dapat menjadi musibah. Lalu, apa berkah dari bonus demografi ini serta musibah yang bisa saja didapat dari bonus demografi ini?

Dampak Positif


Jika dilogika, dengan adanya bonus demografi maka jumlah penduduk usia produktif (usia yang dapat bekerja) itu lebih banyak dari penduduk usia non produktif (berdasarkan pengertian bonus demografi itu sendiri). Tentu saja keadaan ini menjadi suatu berkah tersendiri bagi negara karena dengan melimpahnya jumlah penduduk usia produktif, lapangan pekerjaan sehingga pembangunan nasional menjadi lebih berkembang. Jika semua usia produktif bekerja, maka kesejahteraan ekonomi masyarakat tentunya juga akan meningkat sehingga secara tidak langsung juga akan memacu pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, banyak juga investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia karena melihat banyaknya potensi usia produktif yang terdapat di Indonesia. Dengan adanya investor asing tersebut, tentunya akan menambah devisa negara serta akan membuat lebih mengenal teknologi dari investor tersebut.

Bonus demografi ini jika dimanfaatkan dengan baik juga akan memiliki dampak baik bagi lingkungan. Usia produktif yang dilatih dan dibina pastinya akan mampu untuk mengolah SDA (Sumber Daya Alam) dengan baik dan bijak dengan tujuan untuk meningkatkan pembangunan nasional serta kesejahteraan rakyat. Dengan itu SDA juga akan terkelola dengan baik sehingga tidak cepat punah (terutama SDA tak terbarukan).

Dampak Negatif


Namun, bonus demografi ini juga memiliki sisi buruk seperti yang telah disinggung di atas tadi. Bonus demografi ini bisa menjadi musibah dan berakibat fatal jika tidak dipersiapkan dengan baik kedatangannya sehingga dapat menjadi beban negara. Ingat, if you fail to plan, that same with you plan to fail (jika kamu gagal dalam merencanakan sama saja berarti kamu merencanakan untuk gagal). Dampak buruknya bisa dalam aspek sosial-ekonomi dan lingkungan.

Salah satu masalah yang terpampang nyata dan saya rasa masih belum cukup dipersiapkan adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Apakah negara kita mampu menyediakan lapangan pekerjaan untuk mencapai penduduk usia kerja yang diperkirakan jumlahnya mencapai 70 % dari total penduduk Indonesia di tahun 2020-2030. Kalau pun lapangan kerjanya ada, pertanyaan berikutnya yang muncul mampukah penduduk usia produktif yang melimpah itu bersaing di dunia kerja dan pasar internasional? Semua bergantung pada kualitas sumber daya manusia (SDM) itu sendiri.

Peran BKKBN Dalam Memberikan Solusi Menghadapi Bonus Demografi


BkkbN


BKKBN yang merupakan salah satu lembaga di Indonesia yang mengurus masalah kependudukan pastinya memiliki peran penting dalam menghadapi bonus demografi ini. Apa sajakah itu?


  • Pembinaan Generasi Muda.
BKKBN berperan dalam pembinaan generasi muda yang nantinya akan menjadi usia produktif dengan program GENRE (Generasi Berencana). Dengan program ini diharapkan generasi muda akan memiliki kualitas yang baik.



  • Mengatasi Masalah Kependudukan.
BKKBN juga bekerja sama dengan organisasi lain untuk mengatasi berbagai masalah dalam kependudukan di Indonesia guna mempersiapkan bonus demografi tersebut.


  • Program KB (Keluarga Berencana).

Melalui program KB, jumlah penduduk menjadi lebih mudah diatur dan dapat lebih terencana. Dengan jumlah penduduk terencana maka negara lebih mudah melakukan investasi di bidang kualitas penduduk dan pembangunan ekonomi secara lebih berkelanjutan.




  • Pembangunan Keluarga Kerangka Konsep Pembangunan Keluarga.
Konsep ini bertujuan agar keluarga menjadi lebih paham tentang Pembangunan Keluarga dan dapat menjadi mitra BKKBN. Untuk itu perlu sosialisasi yang baik agar masyarakat lebih paham dan mendukung lebih maksimal dengan menjadi mitra aktif dalam setiap program yang digulirkan oleh BKKBN sehingga diharapkan implementasi program yang sudah bagus ini bisa dilaksanakan secara terarah dan berkelanjutan.

 
Kesimpulan

Bonus demografi ini dapat menjadi berkah maupun musibah, tergantung bagaimana kita mempersiapkannya. Oleh karena itu, kita sebagai warga Indonesia yang baik seharusnya sudah mempersiapkan diri dari sekarang, terutama bagi para generasi muda Indonesia.

Stay Classy!

Berkomentar yang Relevan

EmoticonEmoticon